Sejarah Islam dan Komunitas Islam di Singapore

Tour Singapore adalah perjalanan liburan yang banyak orang Indonesia idamkan. Mungkin sudah menjadi destinasi favorit orang Indonesia. Tak ada salahnya mengagendakan tour Singapore Anda kali ini di bulan suci Ramadhan. Nikmati sisi lain negara Singapore saat bulan puasa tiba. Ada beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi untuk menikmati nuansa islami khas Singapore, yakni Kampung Glam, ini merupakan perkampungan komunitas muslim di Singapore. Anda mungkin penasaran, bagaimana awal mula islam masuk ke negara maju satu ini?

Sebelum berangkat tour Singapore, Anda harus tau sejarah masuknya islam di negara ini. Disebut Kampong Glam, karena di kawasan ini dulunya sebelum reklamasi besar-besaran merupakan kawasan pantai laut yang banyak tumbuh pohon kayu putih. Orang Melayu menyebut pohon yang menghasilkan minyak berkhasiat nan harum itu pohon gelam. Kawasan ini dulu berada di pinggir pantai. Strategis bagi para pedagang di Asia Tenggara, termasuk bagi para pelaut Bugis.

432143033_a86d5a0e10Karena penduduk di kampung ini rajin berdagang dengan orang-orang Arab dan Gujarat, maka di Kampong Glam berdiri pemukiman dan transit bagi bangsa-bangsa yang membawa Islam ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka bangsa pedagang, maka di tempat itu mulai subur menjadi pusat perdagangan. Dan, nama-nama jalan pun turut menyesuaikan seperti Arab Street, Busorrah Street, Baghdad Street, Muscat Street. Di negara kota ini sampai sekarang tetap terpelihara Kampung Jawa, Kampung Bugis dsb.

Berdasarkan sejarah, pada tahun 1822 Raffles membuat rencana kota Singapura yang dibagi berdasarkan etnis: Eropa, dan China di kawasan tersendiri. Sedangkan orang Melayu (dari Semenanjung, Sumatera dan Riau), Bugis dan Arab ditempatkan di Kampong Glam. Belakangan orang China maupun India, karena berdagang, tertarik tinggal di sana. Raffles membangun kawasan ini untuk menjadi pusat perdagangan bagi kepentingan the British East India Company, dan sebagai hasil perjanjian dengan Sultan Hussein maka didirikanlah Kampong Glam sebagai pemukiman kaum Muslim Melayu. Sultan Hussein sendiri mendirikan istananya di sana pada tahun 1819, yang kini disebut Istana Kampong Glam. Istana ini, setelah dipugar berkali-kali, sekarang menjadi Pusat Warisan Budaya Melayu, atau Malay Heritage Centre.

Kampong-Glam-a-rapDi sini juga terdapat masjid yang sangat indah, yakni The Sultan Mosque. Pada saat dibangun mesjid itu cuma satu lantai. Pada tahun 1920an, masyarakat Muslim Singapura, seperti orang Jawa, Melayu, Bugis dan Arab, mengumpulkan dana untuk menjadikannya mesjid terbesar, sehingga kini mampu menampung jamaah sebanyak 5000 orang. Pembangunan mesjid itu berlangsung sampai tahun 1928. Mesjid dan berbagai kelengkapan bangunannya bukan bergaya Melayu, karena didasarkan pada tradisi arsitektur India dan Timur Tengah. Jika Anda berada di sana saat perjalanan tour Singapore, Anda akan merasakan suasana keramahtamahan khas orang Melayu dan persaudaraan Muslim.

f4b3c-kampong-glam-t4Bussorah Street adalah jalan utama menuju Mesjid. Di sekitarnya Anda akan mendengar orang-orang Singapura berbahasa Melayu. Banyak juga menjual souvenir, dan bahkan restoran Padang juga ada di sana. Demi citra dan pariwisata, maka sejak tahun 1980 an kawasan Kampong Glam itu diproklamirkan sebagai National Heritage dan dilindungi, termasuk the Sultan Mosque, dan Istana Kampong Glam.

gs14Komunitas muslim lainnya yang bisa Anda temui adalah di kawasan Geylang. Di sini biasanya menjadi bazaar Ramadhan. Aneka souvenir dan barang untuk lebaran tersedia di sini. Makanan halal untuk berbuka dan bersantap sahur serta kue-kue untuk Lebaran bertebaran, ramai dijajakan para pedagang, yang sebagian besar keturunan Melayu, India, dan Arab. Biasanya tiap tahun di depan pasar ini, tak jauh dari hotel, diselenggaraka petunjukan tari Melayu oleh ibu-ibu dari etnis Melayu. Banyak orang menyebutkan itu bagian dari perayaan menjelang Ramadhan. (FNF/Admin)